Kesalahan Dermaroller 2. Microneed yang tipis lebih baik daripada jarum yang lebih lebar White Lotus

Kesalahan Dermaroller 2. Jarum mikro yang tipis lebih baik daripada jarum yang lebih lebar

Kurang itu lebih?

Ini telah menjadi favorit beberapa pemasaran tusuk jarum kulit selama beberapa tahun terakhir. Teorinya kira-kira seperti ini. Jarum yang lebih lebar lebih menyakitkan dan menyebabkan lebih banyak kerusakan pada kulit, sedangkan jarum mikro yang lebih tipis lebih lembut pada kulit dan kualitasnya lebih tinggi.

Mitos yang paling penting untuk dihilangkan di sini adalah gagasan bahwa jarum mikro yang lebih tipis sebenarnya tidak terlalu menimbulkan rasa sakit. Ini juga merupakan bagian yang paling mudah karena sudah ada kajian ilmiah langsung mengenai hal ini.

Penelitian ini secara langsung membahas bagaimana pasien merasakan nyeri dari tusukan jarum mikro. Hal ini direferensikan di bawah dan menunjukkan bahwa peningkatan lebar atau ketebalan jarum mikro sebanyak 3 kali lipat tidak benar-benar meningkatkan persepsi nyeri (1).

Ini adalah bukti yang cukup jelas bahwa jarum mikro yang lebih tipis tidak kalah menyakitkannya. Kenyataannya justru sebaliknya. Masalahnya adalah jarum mikro yang lebih tipis cenderung bengkok atau tumpul karena sifatnya yang lebih rapuh. Jarum yang tertekuk tentu akan menyebabkan rasa sakit yang lebih besar dan dapat menyebabkan robekan pada permukaan kulit sehingga menjadi kontra produktif karena merupakan trauma mikro pada dermis kulit yang menyebabkan induksi kolagen.

Fakta sederhananya adalah jarum yang lebih lebar, yaitu sekitar 0,3 gauge, seringkali tidak terlalu menimbulkan rasa sakit dibandingkan jarum mikro yang lebih tipis dan juga lebih tahan lama serta kecil kemungkinannya untuk merusak permukaan kulit secara tidak perlu.

Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang Dermaroller Berkualitas di mengklik di sini.

Lain kali kita akan membahas mitos penggunaan titanium derma roller

1. Gill, HS, Denson, D., Burris, BA & Prausnitz, MR (2008). Pengaruh desain microneedle terhadap nyeri pada subjek manusia. Klinik J Sakit. 24(7). 585-594.